Sejarah Desa Balonggebang



Banyak versi yang menceritakan tentang legenda Desa Balonggebang yang beredar dari masyarakat dari mulut kemulut warga Desa Balonggebang, ada yang menyebutkan bahwa nenek moyang Penduduk Desa Balonggebang saat ini adalah Pelarian Keluarga dan Prajurit Perang Pangeran Diponegoro dari kejaran musuh, sehingga menetap didesa ini. Ada juga versi lainnya yang kira – kira lebih condong pada asal muasal nama Desa Balonggebang.

Konon menurut cerita dari sesepuh Desa Balonggebang (orang – orang yang tahu tentang sejarah Desa Balonggebang yang hingga saat ini masih hidup) menyebutkan bahwa dahulukala ditengah – tengah desa Balonggebang (tentu saja wilayahnya tidak seluas sekarang ini ) ada sebuah danau air tawar (dalam bahasa Jawa = Balong) yang tidak begitu luas, danau ini merupakan tempat pemberhentian atau peristirahatan para pengembara, baik itu yang berjalan kaki maupun yang menunggangi kuda atau kereta (Dokar, bendi, pedati atau yang sejenis). Mereka berhenti di danau tersebut untuk melepas lelah setelah perjalanan jauh dan memanfaatkan air dari danau tersebut untuk diminum dan membersihkan diri mereka maupun kuda – kuda mereka, karena danau ini memiliki air yang segar dan jernih. Lama kelamaan orang mulai mengenal danau ini dan danau ini pun menjadi terkenal sebagai daerah peristirahatan yang sejuk dan asri sehingga banyak dari mereka (petualang) yang menetap di sekitar pinggiran danau tersebut.

Tentu saja hal ini memberikan dorongan kepada para pengembara untuk memberikan nama pada daerah yang menjadi tempat mereka tinggal. Mereka mendirikan perkampungan dimana disekitar danau tersebut juga banyak tumbuh Pohon Gebang (tumbuhan sejenis pandan/ palem). Karena hal ini lah pemukiman baru tersebut mereka beri nama Balonggebang yang berarti : Danau air tawar (Balong) yang disekitarnya ditumbuhi pohon Gebang (tumbuhan sejenis pandan/ palem).

Kalau kita runut nama Balonggebang dengan Balongrejo dan Kedungrejo, secara harfiah dalam bahasa jawa masih mempunyai arti yang hampir sama yaitu Balong adalah sama dengan Kedung yang berarti Danau air tawar /kolam sedangkan Rejo berarti ramai (banyak orang/kerumunan orang) jadi mempunyai arti kolam / danau yang ramai disinggahi banyak orang. Jadi dari ketiga nama dusun tersebut yang ada di Desa Balonggebang saat ini yaitu Balonggebang, Balongrejo dan Kedungrejo adalah mempunyai arti yang tidak jauh beda.

Menurut buku sejarah Nganjuk yang disusun oleh Bapak Harimtadji, Drs BA menyebutkan bahwa di Desa Balonggebang pernah ditemukan benda purbakala berupa Lingga (batu yang mempunyai lubang ditengahnya) dan beberapa patung yang terbuat dari perunggu, dan juga pada tahun 2008 pernah juga ditemukan pecahan uang logam kuno yang ditemukan di persawahan yang berada di Dusun Kedungrejo. Hal ini memperkuat cerita penduduk tentang asal muasal penduduk Desa Balonggebang.

Adapun pemimpin seterusnya yang menjabat di Desa Mantren adalah:

  1. Lurah Jemblung~
  2. Lurah Astro~
  3. Lurah Tohir~
  4. Lurah Jamin~
  5. Lurah Suprapto~ 1989
  6. Kepala Desa H.Syamsuddin 1989 s/d 2006
  7. Kepala Desa Muharto,SH 2006 s/d 2019
  8. Kepala Desa Djainal Abidin                2019  s/d    sekarang

Demikian asal usul Pemerintahan Desa Balonggebang.